Sunday, May 30, 2010

Rokok Mayat

Sang Pembunuh


"Mungkin seruan ini sepatutnya tidak lagi ditujukan kepada ikhwah atau akhwat kerana mereka tidak layak untuk menjadi ahli rokok mayat.

Tapi, jika enta atau enti masih bermasalah dengan si pembunuh ini, ia layak untuk antum.

Antum menempah maut! Antum cuba untuk membunuh diri!"


Seruan ini antum boleh laungkan kepada ayah, mak(mungkin), abang-abang, kakak-kakak, adik-adik, saudara-mara antum, jiran-jiran, malah kawan di sebelah meja untuk sama-sama sedar akan kehadiran si pembunuh ini.

Mereka mampu untuk meninggalkannya! Dan antum pun mampu untuk menyerukan kepada mereka!

Kalau kita sayang mereka, jangan bagi si pembunuh ini terus tersebar untuk membunuh orang-orang yang kita sayangi itu.

Cukup sudahlah mereka menghisap asap yang tak ada gunanya itu.

Jom pujuk mereka berhenti!

tag: no smoking, katakan tidak, rokok haram, rokok bunuh, killer, dilarang merokok.

Thursday, May 27, 2010

The Defenders of Da'wah

Kirim Print

Manusia adalah unsur inti daripada kehidupan. Peningkatan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sentiasa menjadi isu penting bagi semua organisasi. Bahkan di saat teknologi dianggap sebagai parameter sebuah negara untuk dikatakan maju, SDM tetap menjadi persoalan penting yang diyakini mempengaruhi secara signifikan eksistensi sesebuah negara tersebut dalam peradaban dunia. “The man behind the gun”, begitulah orang barat sana membahasakan betapa pentingnya unsur manusia disamping teknologi. Bagaimanapun canggihnya teknologi itu, ia tidak akan bermanfaat apabila tidak ada manusia yang pandai menggunakannya. Bahkan ia dapat menjadi bencana apabila manusia menyalahgunakannya.

Daripada sini, terdapat dua kata kunci tentang SDM ini. 

Pertama, dan ini yang terpenting, adalah persoalan pembentukan keperibadian manusia, sehingga ia tak menyalahgunakan apa pun yang berada ditangannya. 

Kedua, peningkatan kemampuan, kompetensi dan capability manusia yang sesuai dengan bakat, minat dan speciality-nya. 

Pengembangan yang berlaku dalam teknologi, metodologi atau apa pun tidak akan bererti apa-apa jika ia tidak diiringi dengan peningkatan kemampuan manusianya. Ringkasnya, kita dapat mengatakan bahawa teknologi, metodologi dan sejenis dengannya hanyalah 'tools atau alat' dan manusialah yang menentukan apakah ia bermanfaat atau justeru menjadi bencana.

Dua aspek penting yang terkait SDM, pembentukan keperibadian dan peningkatan kemampuan manusia inilah yang menjadi core kerja tarbiyah kita. Keduanya harus berjalan seiring dan seimbang.

Jadi kerja tarbiyah intinya adalah membentuk keperibadian manusia secara bertahap sehingga menjadi peribadi yang dikhendaki oleh Allah swt dan Rasul-Nya, lalu meningkatkan kemampuannya hingga menjadi kader yang mampu melaksanakan tugas yang diamanahkan kepadanya dalam rangka mengembalikan kejayaan Islam dan kaum muslimin.

Di sinilah letak persoalannya. Tarbiyah merupakan metodologi, cara, sarana, alat atau tools. Tarbiyah memerlukan unsur lain agar dapat diaplikasikan. Kita asume-kan unsur lain itu adalah manhaj, idarah (manajemen), Murabbi dan Mutarabbi.

Mari kita renungkan dengan lebih dalam... 

Untuk aspek manhaj, kita sudah memilikinya. Bahkan untuk menjaga ta’shil (orisinalitas) dan mengikuti perkembangan lapangan, manhaj tarbiyah terus di-evaluasi dan di-revisi secara berkala. 

Lebih jauh, seluruh kader dapat secara langsung memiliki dan meng-akses manhaj itu karena telah dibukukan. Untuk aspek idarah pun demikian, kader dapat meng-akses sistem itu dengan mudah, apalagi idarah ini bukanlah suatu konsep yang sulit dan rumit bagi rata-rata kader.

Tetapi sebagaimana “kaedah” di awal tulisan ini, betapapun bagus dan lengkapnya manhaj atau idarah yang dimiliki, ia tidak akan bererti apa-apa jika tidak ada yang mampu dan mahu mengaplikasikannya. Jadi, suka atau tidak suka kita harus kembali kepada pentingnya unsur manusia (dalam konteks ini adalah Murabbi dan Mutarabbi) untuk membuat tarbiyah berjalan dengan baik.

Maka, upaya men-revisi manhaj dan idarah harus diiringi dengan upaya penyiapan dan peningkatan kemampuan para Murabbi. Ini karena para Murabbi adalah “The man behind The Manhaj and The Idarah”

Lalu, siapa yang bertanggung-jawab untuk menyelenggarakan program penyiapan dan peningkatan kemampuan para Murabbi? Ya, jawabannya adalah struktur yang memiliki program tersebut. 

Dan siapa yang berada di struktur itu? Manusia juga kan? Maka upaya yang harus dilakukan juga adalah meng-upgrade-kan mereka yang berada di struktur tarbiyah hingga mempunyai kemampuan dan kemahuan melaksanakan program yang menjadi tanggungjawabnya.

Demikianlah persoalan ini akan saling terkait satu dengan lainnya. Tetapi pada intinya, faktor manusia (kader) sentiasa menjadi yang sangat signifikan untuk mempengaruhi keberhasilan dakwah, bersama faktor tools lainnya tadi.

Tengoklah sejarah. Keberhasilan dakwah Rasulullah boleh dikatakan sangat didokong oleh dua faktor SDM, disamping tentu saja faktor bimbingan manhaj Alllah SWT. 

Faktor pertama adalah beliau sendiri sebagai SDM Murabbi yang handal, dan faktor kedua yang tak boleh diabaikan, adalah adanya SDM mutarabbi kader-kader yang berkualitas, yang dalam istilah Syaikh Sayyid Quthb disebut sebagai al-Jiil al-Qur’an al-Fariid (Generasi Qur’ani Yang Unik). Itulah Abu Bakr ash-Sidq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amr bin Yasir, Abdullah bin Mas’ud dan masih banyak lagi. Merekalah generasi shahabat Rasululllah SAW yang mempersembahkan hidup mati mereka demi tegaknya izzul Islam wal muslimin.

Jadi, jika ingin meraih kembali kemenangan dakwah, kita harus membenahi kader disemua jenjang dan lapisnya. Kader jajaran pimpinan, kader fungsionaris struktur, kader yang berada di lembaga legislatif atau eksekutif, kader kepala daerah, kader birokrat, kader profesional, kader Murabbi dan kader Mutarabbi, semuanya harus dikukuhkan secara terus menerus tarbiyahnya. 

Consequency-nya adalah program-program yang berorientasi pada pengokohan tarbiyah kader harus menjadi prioritas kita agar kader memiliki energi yang dahsyat untuk melakukan kerja-kerja dakwah dan agar Allah memberikan pertolongan-Nya. Maka dengan kekuatan kader dan pertolongan Allah, insya Allah dakwah ini akan mengembalikan izzul islam wal muslimin.  

Allahu Akbar!

Saturday, May 22, 2010

Obsess



Ada satu peristiwa dalam Perang Khandak dimana para sahabat tidak dapat memecahkan sebuah batu besar semasa mereka sedang menggali tanah untuk menyiapkan sebuah parit yang besar mengelilingi kota Madinah. Parit itu dibina sebagai satu strategi tentera Islam dalam menghadapi musuh.

Setelah ramai yang mencuba untuk memecahkan batu itu, akhirnya mereka pun mengadu dan meminta kepada murabbi agung mereka, Rasulullah s.a.w untuk membantu mereka.

Rasulullah s.a.w datang turun menolong memecahkannya. Pada setiap kali pukulan baginda, terpancar cahaya yang menggambarkan istana-istana

Pukulan pertama...
Kedua....
Ketiga...

Semua istana itu akan dibuka oleh Islam kelak.

Dan ternyata ia menjadi kenyataan.

------------------------

Rasulullah s.a.w pernah ditanya, antara Rom Timur dan Rom Barat, kota Rom mana yang akan dibuka dahulu?

Rasulullah menjawab Rom Timur yakni Konstatinople @ Istanbul.

------------------------

Sahabat bertanya "bilakah ia akan dibuka?"

Rasulullah menjawab yang membukanya adalah daripada sebaik-baik ketua kepada sebaik-baik tentera.

------------------------

Hadis-hadis yang tidak asing lagi kita mendengarnya ini pernah menjadi obsesi para sahabat, tabiin dan seterusnya hingga ke Sultan Muhammad Al-fatih untuk membuka Konstatinople.

Sehinggakan ada seorang sahabat meminta dikuburkan jasadnya di depan pintu pagar kota konstatinople itu. Kerana apa? Kerana beliau ingin mendengar deruan aki kuda tunggangan pasukan sebaik-sebaik tentera itu dan ketuanya sepertimana yang disebutkan oleh Rasulullah s.a.w.

Begitulah obses sahabat untuk menyebarkan Islam. Obeses sahabat meyakini kata-kata Rasulullah. Dan ia ternyata benar berlaku.

Pesanan Mujahidin Palestin.

Teringat pesanan mereka yang disampaikan melalui Prof Ikram kepada kita program winter lepas, supaya tidak dapat tidak Halaqah dan Usrah itu mesti tetap berjalan.

Di mana-mana dan bila-bila masa...
Selagi ada ruh pemuda-pemuda yang mencintai islam itu, selagi itulah halaqah-halaqah ini mesti dan akan wujud.

Kita sangat obses dengan usrah kita sebabnya kita sangat yakin dengan jalan ini. Inilah jalan yang terbaik untuk membaiki ummah, jalan yang terbaik untuk menyatukan ummah dan jalan terbaik untuk mengembalikan Islam itu ke tempat asalnya dan menjadi rahmat kepada seluruh alam ini. Akan tercurah segala kebaikan dan kesejahteraan Islam kepada seluruh penduduk muka bumi sepertimana ia telah dirasai oleh nenek moyang kita ratusan tahun yang lepas.

Jalan bermula dengan islah (perbaikan) diri membentuk individu Muslim. Kemudiannya, daripada ramai-ramai individu, akan terbentuk pula Baitul Muslim, seterusnya Masyarakat Muslim, Daulah Islamiyah, Kerajaan Islam, Empayar Islam dan akhir sekali Islam menjadi Ustaziatul Alam.

Oleh itu, ikrar kita ini mestilah hadir dengan perilaku kita
.

Obses kita mesti mengatasi segala obses-obses lain yang pernah atau masih sedang kita obsesi.

Umpama jika dulu kita pernah obses atau gilakan Manchester United, tapi oleh kerana ia tidak memberi apa-apa faedah kepada Islam, kita tinggalkannya.

Kita memberi 100% obsess kita hanya untuk Islam, hanya untuk dakwah dan tarbiyah dan hanya untuk usrah ini.


Tidak salah untuk kita obsess yang Islam akan kembali menjadi Ustaziatul Alam semula sepertimana Sultan Muhammad Al-Fatih dan tenteranya mengobsesi dan mengimani kata-kata Rasulullah saw tapi dengan syarat kita mestilah menjadi batu-bata yang membinanya di bawah bermula daripada sekarang.

Ya, kita sangat obses yang kemenangan itu adalah untuk al-Haq, untuk Islam.


**obsess:
- to dominate or preoccupy the thoughts, feelings, or desires of (a person);

Thursday, May 20, 2010

Formula

z = F(x) . y

apa maksudnya ?

Teka-teka...

(jawapan mesti dalam konteks DnT)

=)

Friday, May 7, 2010

Kerja UTAMA Kita

Assalamualaikum,

Ikhwah dan akhawat, marilah kita saling memperingati akan tugas UTAMA kita. Apabila dikatakan UTAMA, maka tiada lain yang lebih UTAMA dari pekerjaan ini. Dan menjadi satu kewajipan pada setiap kita untuk melakukannya jika kita telah beriman dengan fikrah ini.

Marilah kita terus membina rijal…

Sentiasa…
Di mana jua…

Rijal yang sentiasa meletakkan dirinya sebagai kuli dakwah.
Rijal yang sentiasa serius dalam kerja-kerja dakwah yang dilakukannya.

Rijal yang akan bertahan dengan segala rintangan di jalan dakwah walaupun dia keseorangan. Rijal yang sentiasa mengatasi segala keuzurannya untuk sentiasa memenangkan dakwah.

Rijal yang akan ke hadapan menghulurkan bantuan tanpa disuruh apabila dakwah memerlukan. Rijal yang akan menggempur medan yang tandus untuk menghidupkannya dengan tarbiyah dan melahirkan rijal yang baru.

Rijal yang hidupnya adalah dakwah, menjual seluruh dirinya kepada ALLAH. Meleburkan dirinya di dalam dakwah, sehingga tidak ada lagi dirinya… yang ada hanya dakwah.

Sokongan orang ramai, pengaruh dan kuasa bukan faktor UTAMA kemenangan islam. Sebagaimana SQ mengingatkan kita…

“Janganlah sambutan orang ramai itu melalaikan kamu dari menyusun barisan dalaman kamu dan dari menyediakan rijal yang mampu menghadapi segala kesukaran dan dapat bertahan lama.”

Kita takkan selamanya di medan ini. Cita-cita kita terlalu tinggi sehingga menjangkau usia kita sendiri. Lalu, siapa yang akan menyambung cita-cita ini setelah pemergian kita?

Tajarrud! Ramai orang mengatakan kita harus tajarrud. Tajarrud semaksimum mungkin. Tapi berapa ramai antara kita yang tajarrud pada hakikatnya? Pada fikiran, lisan, hati dan perbuatannya. Pada setiap keputusan penting yang dibuat di dalam hidupnya.

Sehingga menjadikan hidupnya sentiasa fleksibel untuk dakwah.
Bukan lagi dakwah yang harus fleksibel dengan kehidupannya.

Bayangkan KITA yang tajarrud… alangkah indahnya.

Amiruddin Hamidun.
6 Mei 2010, 2.18 pagi
Nice, France

source: blog Amiruddin


ps :
Terus bekerja dangan kerja UTAMA KITA wahai ikhwah dan akhwat semua !
Cahaya di hadapan semakin terang
dan kejayaan semakin hampir untuk Islam !

Walau merangkak KITA tetap akan melangkah menuju ke sana !
Menjadikan Islam kepada Ustaziatul Alam !

Saturday, May 1, 2010

Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim




Alhamdulillah, baru sahaja habis membaca buku ini. Tengok tajuknya sahaja ana pasti antum juga terasa hendak membacanya dan mengetahui apa isi yang nak disampaikan oleh penulis ini, akh Salim A. Fillah.

Points, huraian serta analogi dan kaitan daripada sirah atau peristiwa semasa sangat-sangat jelas dalam memberi sentuhan kepada sesiapa yang membacanya. Bahkan tema-tema dalam subtopik yang dibawanya juga adalah untuk kita lebih memahami Islam dalam kehidupan seharian kita, memahami dalam mencari identiti seorang muslim, bahkan huraian kepada peranan-peranan kita sebagai seorang muslim yang telah kita hadami.

Cubalah dapatkannya! Pasti antum juga akan menikmati helaian demi helaian isi kandungannya. Dan ana rasa sesuai sangat untuk para daie yang baru atau lama untuk membacanya. Bahkan banyak teladan kepada kita semua yang sudah berada atas jalan dakwah dan tarbiyah ini untuk digarap, dimuhasabahkan dan diperiksa-periksa apa yang kita lakukan hari-harian kita.

Saya sengaja melambatkan bacaan kerana setiap ayat dan perenggan seolah-olah sangat terasa kelazatannya dan mesti dihayati dengan sebaiknya. Malah hingga hari ini masih terngiang-ngiang ayat-ayat yang dilontarkan dalam penulisannya itu. Gaya bahasanya yang ringan dan huraian yang simple insya Allah akan memahamkan lagi apa points yang ingin disampaikannya.

Tapi, awas... mungkin ada beberapa perkataan indonesia yang susah nak difahami. Kalau tak faham, check dengan ikhwah/akhwat yang tahu selok belok bahasa indonesia. Apa pun, ana rasa insya Allah mostly akan faham je ayat-ayat tu walaupun ada satu dua perkataan yang mungkin antum tak tau maksudnya.

Nak cerita sinopsis... Nanti tak aci la kan, baik antum baca... :p

Antara kalimat beliau dalam buku “Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim” ini...

"Menjadi muslim adalah menjadi kain putih. Lalu Allah mencelupnya menjadi warna ketegasan, kesejukan, keceriaan, dan cinta; rahmat bagi semesta alam. Aku jadi rindu pada pelangi itu, pelangi yang memancarkan celupan warna Ilahi. Telah tiba saatnya, derai berkilau Islam tak lagi terpisahkan dari pendar menawan seorang muslim. Dan saksikan, bahwa aku seorang muslim."

Ok, Selamat Membaca!